Perjalanan yang mendadak tanpa
perencanaan sebelumnya memang terkadang selalu berjalan dengan baik. Karena
itulah rencana Allah yang tidak kita ketahui J
Seperti hari ini. Sekarang adalah
hari Minggu pertama di hari perkuliahanku yang sebenernya belum ada rencana mau
ngapain ataupun mau kemana. Eh, ngga ding, ada rencana sebenernya, tapi belum
pasti. Tadinya mau pergi ke Lembang, survey lokasi buat pengaryaan
Gamifti—Mozaik. Tapi karena dari semalam belum ada konfirmasi jadwal survey jam
berapa, yaudah aku santai aja di kasur setelah solat subuh, hehe.
Tapi tiba-tiba Natasha sms aku..
“Res, bisa naik motor ga?”, “bisa
tapi motor matic, surveynya jam berapa, Tash?”, “jam 8, Res”
Begitulah kurang lebih percakapan
singkat aku dan Tasha.
Padahal udah sekitar jam 7, tapi
kenapa badan ini mager sekaliiii... (tadi). Eh tapi akhirnya diundur sampe jam
9 kita kumpul di Masjid Salman. Alhamdulillah, masih bisa mandi dengan santai,
hehe. Yaudah aku siap-siap, trus nyuci baju dulu sebentar. Pas selesai udah jam
setengah 9, huaa! Padahal kumpul jam 9. *hectic*
Oya, sebelum aku mandi, temen
kamarku, Sita, ngasih tau kalo ada seminar kepenulisan dari Tere Liye jam 10.
Wah! Aku pengen banget ikut, tapi sayangnya aku mau ke Lembang, hiks L jadi ngga bisa deh..
Kembali lagi ke cerita. Pas aku
lagi siap-siap eh si Tasha sms lagi, ternyata ke Lembangnya diundur harinya.
Yaaaahhh... sedikit kecewa juga sih soalnya pengen jalan-jalan juga sekalian,
hehe. Yaudah akhirnya aku kembali lagi menjadi gabuters -_-
Untuk menghilangkan status
“gabuter” makanya aku langsung aja nyetrika baju, ahaha. Sambil juga sms si
Tasha nawarin mau ke seminar Tere Liye apa ngga. Eh ternyata dia mau. Yaudah
akhirnya kita berdua pergi deh kesana, ke jalan Dipati Ukur gedung Rabbani
lt.4. padahal rencana ini sangatlah mendadak.
Seminar Kepenulisan "Coretan Penaku"
*pas di acara seminar bersama
Tere Liye*
Acara pertama itu bedah buku oleh
Bambang Achdiyat. Bukunya itu buku Tere liye yang judulnya Negeri Para Bedebah.
Sebenernya aku ga terlalu interest sih sama bedah bukunya. Tapi aku tetep dengerin,
dan menarik kesimpulan bahwa buku Negeri Para Bedebah itu lumayan bagus karena
temanya membahas tentang keadaan negeri kita ini, khususnya si sistem
perekonomiannya, para koruptor, dan mafia-mafia lain. Selain itu, tadi yang aku
denger, buku ini banya berisi istilah-istilah ekonomi dan pengetahuan2 umum yang
bagus untuk menambah wawasan kita tentang perekonomian, meskipun kita bukan
orang yang berkecimpung dalam dunia ekonomi.
Lanjut, acara yang kedua adalah
Talkshow bersama Tere Liye (nama aslinya adalah Darwis).
Prolog
Siapa sih yang nggak tau Tere Liye? dia itu adalah seorang novelis Indonesia yang sudah banyak menerbitkan novel yang bagus dan keren abisss! contoh : Hapalan Sholat Delisa, Bidadari- Bidadari Surga, Moga Bunda Disayang Allah. ya, itu awalnya adalah sebuah novel karya Tere Liye sebelum menjadi se buah film yang selalu box office. keren kan!
okee lanjut aja ya ceritanyaa..
*acara Talkshow bersama Tere
Liye*
Tema acara talkshownya itu tadi “Melatih imajinasi dengan menulis”. Jadi
pas awal-awal, Bang Tere sempet cerita tentang sebuah cerita fiksi yang
memiliki makna/ hikmah kurang lebih seperti ini,
“Meskipun kamu hanya diam di
tempatmu sekarang, kamu harus tetap menyebarkan kebaikan. Seperti pohon kelapa
di ujung pantai, meskipun hanya hidup di pinggir pantai, tidak bisa berpindah
tempat, tapi ia dapat berbuah dan buahnya dapat terbawa arus ombak lautan ke seberang
benua.”
Menurutku, secara implisit Bang
Tere menyuruh kita untuk aktif menulis. Menulis apa saja asalkan memiliki
manfaat dan membawa kebaikan. Maka dari itu, sekarang aku langsung nulis
pengalaman hari ini dan dipost di blog-ku yang udah bersarang laba-laba karena
tidak pernah diupdate. Hehehe..
Selanjutnya, Bang Tere ngasih
kita motivasi kalo kita mau jadi penulis yang baik, jangan pernah mikir tentang
“akan dibaca apa nggak ya tulisanku..?!”. karena menurut Bang Tere, penulis
yang baik itu tidak membutuhkan pembaca. Yang harus dia lakukan adalah menulis
sebaik mungkin dan senatural mungkin, tidak usah memikirkan hal-hal seperti
itu, nanti nulisnya malah ngga maksimal. Pokoknya niatkan aja kita menulis itu
untuk kebaikan dan Lillaahi ta’ala.
Satu lagi, menulis itu adalah
proses yang dibiasakan. Dan untuk
menulis, kita harus banyak-banyak baca buku supaya kita punya
pengetahuan akan apa yang bakal kita tulis. Karena ngga mungkin ada penulis
yang ngga hobi baca buku.
Nah, mulai dari sekarang, aku mau
membiasakan menulis nih, temen2. Doakan ya semoga istiqomah dalam menulis, dan
mudah2an apa yang aku tulis bisa membawa kebaikan ya, meski aku baru belajar
nulis, dan meski aku hanya duduk di depan laptop. Aaamiiin J
Lanjut, yang terakhir, kaloo kamu
mau bisa menulis, jangan terlalu banyak bertanya. Contoh, kamu nanyaaa terus
tentang “gimana sih menulis yang baik?”, “cara mulai satu paragraf yang bagus
tuh gimana sih?”, “trus gaya bahasa apa ya yang harus aku gunakan,Bang?”,
“bikin judul yang menarik tuh kaya gimna, Bang?”, daaaan seterussnyaaa....
Kalo kamu nanya melulu, kapan mau
nulisnya? Ntar waktu kamu habis untuk bertanya daripada menulis,lagi! Just do
it! Langsung aja mulai menulis, karena kemampuan menulis itu , sekali lagi,
adalah proses yang dibiasakan dan untuk mencapai level menulis yang baik adalah
dengan sering latihan menulis. Okee!
Nah itu sedikit cuplikan talkshow
bersama Tere Liye tadi. Sebenernya masih banyak sih yang dibicarain tadi. Tapi
untuk level latihan menulis aku yang pertama kali ini, mungkin cukup segini.
Hehe
Balik lagi ke kalimat pertama
postingan ini...
Perjalanan yang mendadak tanpa perencanaan
sebelumnya memang terkadang selalu berjalan dengan baik. Itulah rencana Allah
yang terbaik yang tidak kita ketahui J
Nah itu sering banget aku rasain
sejak dulu sampe hari ini. Yang tadinya bingung mau ngapain, trs udah punya
rencana mau kemana, yang itu emang udah direncanain (yang pergi ke Lembang),
sampe akhirnya, rencana mendadak dateng seminar Tere Liye yang berjalan dengan
baik karena selain aku jalan-jalan, aku juga dapet ilmu baru hehe. Aku yakin
ini pasti udah direncanakan oleh Allah SWT. J